Sabtu, 09 Maret 2013

Prestasi Anak di Sekolah Bisa Turun Cuma Gara-gara Kurang Minum [INDO]

Prestasi Anak di Sekolah Bisa Turun Cuma Gara-gara Kurang Minum
Merry Wahyuningsih - detikHealth

Jakarta, Anak yang berprestasi di sekolah tentu akan membuat orang tuanya bangga. Tapi bila prestasi anak menurun, jangan buru-buru memarahinya. Ada banyak penyebab turunnya prestasi anak di sekolah, salah satunya karena kurang minum. Kok bisa?

Anak-anak lebih berisiko mengalami dehidrasi (kekurangan cairan) karena memiliki rasio luas permukaan tubuh-massa tubuh relatif lebih besar dibandingkan orang dewasa, sehingga proses kehilangan air melalui kulit relatif lebih besar.

Anak sekolah juga sering melakukan aktivitas fisik, seperti berolahraga di bawah terik matahari, yang meningkatkan kemungkinan terjadinya dehidrasi.

Namun tampaknya anak-anak kurang peduli terhadap pentingnya asupan cairan untuk mengimbangi aktivitas mereka. Ditengarai banyak siswa yang sering mengabaikan rasa haus dan membatasi minum saat beraktivitas.

Selain itu, siswa juga sering menahan kencing karena kondisi toilet yang tidak higienis. Padahal, asupan air yang sedikit dalam jangka panjang dapat mengganggu kesehatan ginjal dan performa kognitif atau kecerdasan siswa.

"Dampak dehidrasi yang ditimbulkan pada anak dapat menyebabkan gangguan performa kognitif yang semakin kompleks dengan dampak penurunan konsentrasi dan suasana hati. Hal tersebut dikhawatirkan akan menurunkan nilai belajar anak di sekolah," jelas Dr. dr. Luciana B Sutanto, MS, SpGK, dokter spesialis gizi klinik dari RSCM, dalam acara Seminar Media 'Air Bisa Cegah Dehidrasi (ABCD) harus dimulai dari bangku sekolah' di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Kamis (28/2/2013).

Dr Luci menjelaskan, dampak dehidrasi pada anak usia sekolah terbukti mengakibatkan efek buruk pada kesehatan dan stamina seperti kelelahan. Namun yang belum banyak diketahui, dehidrasi juga mempengaruhi kemampuan kognitif dan menyebabkan penurunan konsentrasi, penurunan daya ingat dan penurunan kemampuan operasi aritmatika.

Kurang minum juga dapat menyebabkan berdebar-debar, tekanan darah turun sehingga muncul rasa pusing di kepala ketika berdiri, apatis, mengantuk.

"Anak-anak yang dehidrasi bisa menyebabkan gangguan pada otak, karena sel otaknya kekurangan cairan. Akibatnya si anak tidak bisa konsentrasi atau kecerdasannya terganggu. Nilainya turun karena tidak bisa konsentrasi mendengarkan pelajaran di sekolah," tutur Dr. dr Saptawati Bardosono, MSc, Ketua Indonesian Hydration Working Group (IHWG).

Upaya untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh perlu dilakukan dengan cara minum yang cukup sesuai dengan kebutuhan berdasarkan usia, berat badan, aktivitas dan lingkungan.

Jenis asupan cairan yang diperlukan oleh tubuh adalah air yang bisa berupa minuman air putih dan minuman lain, serta makanan yang mengandung banyak cairan.

"Cara praktis untuk mencegah dehidrasi yaitu dengan minum teratur atau terjadwal, misalnya anak disarankan menghabiskan minum dengan takaran tertentu di sekolah, atau bisa juga dengan membawakan bekal minuman selain makanan. Di rumah diberi jadwal atau didampingi untuk menghabiskan jumlah tertentu minuman, misalnya setiap sesudah makan," tutup Dr Luci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar